TOP NEWS

Home Address:
Jeblog Dukuh III. Jl. Kebayan RT 01
Tirtonimolo, Kasihan, Bantul
Yogyakarta 55181, Indonesia
Tel: +62818271446

Sunday, March 30, 2008

PROFILE


Performance Klub berdiri sejak 31 Juli 2003 dan memulai kegiatannya dengan program serial performance mingguan di Kedai Kebun Forum yang berjudul Wednesday Action (Wed Action). Pada Maret 2005, organisasi menyelenggarakan Perfurbance performance art internasional festival yang pertama di Jogjakarta.Initiated on the 31st of July 2003 Performance Klub began with a weekly performance series at Kedai Kebun Forum entitled Wednesday Action. In March of 2005 the organization held its first Perfurbance international performance art festival in Jogjakarta.

Pada 2006, beberapa minggu setelah terselenggaranya Perfurbance#2, gempa bumi mendera Jogjakarta dan menghancurkan sebagian besar wilayah kota Bantul. Performance Klub pada saat itu dengan segera melakukan pengumpulan bantuan logistik, mendistribusikan pangan, air, obat-obatan dan pertolongan pertama, membangun ulang beberapa rumah yang hancur, sekolah dan jembatan. Keterlibatan Performance Klub dalam upaya pemulihan kondisi pasca bencana tersebut membuat organisasi mengalami perubahan besar karena kemudian tidak hanya bergerak dalam lingkungan urban yang ada di Jogjakarta, namun juga kemudian melebarkan konsentrasi pada isu-isu yang berdampak pada komunitas rural di sekitar Jawa Tengah.In 2006, a few weeks after the completion of Perfurbance #2, an earthquake shook Jogjakarta virtually destroying parts of Bantul. Performance Klub dispersed immediately to provide logistical support, distribute food, water, medicine and first aid, and to rebuild houses, schools and bridges. Performance Klub’s involvement in this disaster relief altered the organization considerably, drawing it out from the urban environment of Jogjakarta to concentrate on issues affecting rural communities in central Java aswell.

Gempa bumi di Bantul yang menghancurkan 90% dari bangunan yang ada juga menguak banyak isu yang terjadi antara masyarakat dan pemerintah lokal di sana, hubungan masyarakat dan pemerintah lokal dengan pemerintah pusat, serta hubungan antara Indonesia dengan negara-negara asing dan institusi-institusinya. Berangkat dari hubungan baik dengan masyarakat setempat selama menjalankan program bantuan, Performance Klub kemudian memilih Desa Gemblangan di Bantul sebagai lokasi festival Perfurbance#3. Festival tersebut meliputi presentasi kerja-kerja seni performance yang ditampilkan oleh para seniman internasional dan Indonesia, presentasi ritual-ritual tradisi dan pertunjukan-pertunjukan tradisi Jawa serta lokakarya dan beberapa program yang bermanfaat bagi masyarakat setempat dalam rangka membantu mereka membangun ulang kehidupan mereka secara positif dengan membangkitkan kesadaran-kesadaran mereka akan apa yang sesungguhnya telah dan sedang terjadi di dunia sekarang ini. Dari semenjak itu, Performance Klub dan warga setempat masih terus menjalin hubungan baik dan masih terus bekerja sama dalam membangun dan memperbaiki lingkungan sekitar dan juga sistem pendidikan alternatif di sana sampai hari ini.In addition to destroying 90% of the buildings in Bantul the earthquake also brought to light many issues between the people and the government, between local and central government and the relationship of Indonesia to foreign countries and institutions. Performance Klub therefore chose Gemblangan Village in Bantul for the location of Perfurbance #3. The festival involved the presentation of performance work by Indonesian and international artists, the presentation of traditional ceremonies and performances from Java alongside workshops and programs for the benefit of the local community to assist them in rebuilding their lives in a positive and conscious manner. Since the festival Performance Klub has maintained a relationship with the local community assisting them with the rebuilding process and the development of environmental and education processes.

Baru-baru ini, Perfurbance#4 diselenggarakan di Desa Krinjing, Muntilan. Di festival 2008, Performance Klub mengidentifikasikan adanya isu-isu lingkungan hidup di wilayah sekitar Gunung Merapi. Ada banyak ditemukan kasus kerusakan alam yang berkaitan dengan berbagai kepentingan yang hanya mementingkan keuntungan rupiah semata sehingga berdampak pada rusaknya asupan air bersih dan kualitas pangan bagi penduduk setempat. Performance Klub dalam hal ini berusaha membantu warga untuk mengupayakan sumber pendapatan alternatif (ketimbang melakukan eksploitasi terhadap tanah tempat mereka bernaung), seperti menanam bahan pangan yang sesuai dengan kondisi suhu udara dan tanah mereka saat ini, mempertahankan pengadaan air, pendidikan dan pelatihan untuk memberdayakan lingkungan. Dan hingga saat ini Performance Klub masih terus mengupayakan pengumpulan dana guna menindak lanjuti program yang telah diberikan pada warga setempat, terutama untuk meningkatkan kualitas produksi pangan, air, dan fasilitas pendidikan.Recently Perfurbance #4 was held in Krinjing Village, Muntilan. For the 2008 festival Performance Klub identified environmental issues near the top of Mt Merapi. Large commercial interests have had devastating affect on the local water and food supply. Performance Klub has used the festival to assist the people in finding alternatives income sources (rather than resorting to exploitation of the land), such as the planting of foods suited to their climate, water preservation, educational and environmental practices.


Performance Klub merupakan organisasi yang menggunakan seni untuk menyuarakan berbagai dampak perubahan sosial yang terjadi. Organisasi Performance Klub meyakini bahwa setiap individu seharusnya mampu memperkuat diri masing-masing agar dapat melakukan perubahan positif dalam menghadapi krisis sosial dan lingkungan yang kita hadapi.Performance Klub is an organisation using art as a means to affect social change. The organisers of Performance Klub believe that individuals must empower themselves to make a difference in the social and environmental crisis we find ourselves in.

Berbasis di Jogjakarta, Indonesia, Performance Klub mengorganisir beberapa festival internasional setiap tahunnya. Performance Klub menggunakan festival yang dikemonah untuk memberikan perhatian dan dukungan serta melakukan analisa-analisa atas isu-isu yang memberikan berbagai dampak tidak menguntungkan namun banyak terjadi di kehidupan sosial, ekonomi, politik dan lingkungan di Indonesia yang juga terjadi di seluruh lapisan bumi.
Based in Yogyakarta, Indonesia, Performance Klub organises a number of international performance festivals each year. Performance Klub uses these festivals to bring attention, analysis and support to social, economic, environmental and political issues affecting communities in Indonesia, and by default the rest of the world.

Festival utama yang dikemonah oleh organisasi adalah Perfurbance, yang selalu diselenggarakan di lokasi rural yang berbeda-beda setiap tahunnya dimana isu festival yang diangkat berdasarkan atas isu-isu yang telah diidentifikasikan sebelumnya melalui penelitian dan diskusi dengan warga setempat sebelum festival diberlangsungkan. Festival kemudian digunakan untuk menarik perhatian dari berbagai media dan nara sumber agar membantu terselenggaranya program lokakarya dan pendidikan alternatif bagi warga setempat selama festival berlangsung dan mengupayakan program pendampingan untuk melaraskan program-program yang telah diberlangsungkan dengan warga selama 6 sampai 12 bulan setelah festival diselenggrakan. Program-program yang diberlangsungkan meliputi pemisahan jenis-jenis sampah dan sistem daur ulang, identifikasi dan penanaman bitbit alternatif, pengadaan air dan pendidikan alternatif bagi warga setempat.The organisation’s main festival, Perfurbance, is held in a different rural location every year where specific issues are identified and discussed with the local community. The festival is then used to gain media attention and resources to run workshops and educational services for the local community during the festival and to manage projects with the community for 6 to 12 months after the event. These projects involve recycling and rubbish separation, identifying and planting alternative crops, water preservation and educational services for the community.

0 comments: